Senin, 10 Juli 2017

softskill : review film


Synopsis      
Little Miss Sunshine menceritakan tentang sebuah disfunctional family yang terdiri dari sang ayah, Richard Hoover, seorang pembicara motivasi yang gagal, sang ibu, Sheryl Hoover, seorang istri dan ibu rumah tangga biasa yang berusaha sekuat tenaga untuk menyatukan keluarganya. Lalu ada Dwayne, putra Sheryl dari suami pertamanya yang memilih untuk melakukan puasa bicara yang sudah berlangsung selama 9 bulan. Dwayne memiliki adik perempuan kecil, Olive yang periang, polos dan sekaligus terobsesi dengan berbagai kontes ratu kencantikan. Dan dua yang terakhir adalah ayah Richard, Grandpa Edwin seorang kakek nyentrik dan mesum yang gemar bicara kotor serta pencadu narkoba dan yang terakhir adalah Frank Ginsberg, adik Sheryl yang juga seorang homoseksual yang baru saja sembuh dari usaha bunuh diri, setelah mengalami depresi yang cukup parah karena kehilangan kekasih prianya.

Semua karakter ini berkumpul dalam sebuah perjalanan darat untuk mengantar Olive untuk mengikuti sebuah kontes kencantikan Little Miss Sunshine dengan menggunakan sebuah mobil VW kuning tua mereka yang bermasalah. Kelucuan, kekonyolan dan kebersamaan menghiasi perjalanan mereka. Perjalanan ini ternyata juga membawa sebuah perubahan yang sangat berarti dalam mempererat hubungan mereka untuk menjadi keluarga yang lebih baik.

Terapi Yang digunakan
Seperti yang sudah dituliskan pada synopsis film the little miss sunshine di atas, kita bisa mengetahui seperti apa kehidupan keluarga Richard. Keluarga Richard berisikan anggota keluarga yang memiliki berbagai macam perbedaan sifat, dan keluarga Richar bisa dibilang sebagai keluarga yang crowded, dan komunikasi yang terjalin pada keluarga Richard pun tidak terjalin dengan baik. Di dunia nyata banyak keluarga-keluarga yang mengalami problem seperti itu, tentu masalah seperti itu harus diatasi sebelum semakin parah. Keaadan keluarga seperti keluarga Richard dapat ditangani dengan memakai terapi keluarga.
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986).  Teori keluarga memiliki pandangan bahwa keluarga adalah fokus unit utama. Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada satu anggota keluarga yang mempunyai masalah. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya pada  pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982). Terapi keluarga mengajarkan penyelesaian tanpa paksaan, mengajarkan orang tua untuk menetapkan kedisiplinan pada anak-anak mereka, mendorong tiap anggota keluarga untuk berkomunikasi secara jelas satu sama lain, mendidik anggota keluarga dalam prinsip perubahan perilaku, tidak menekankan kesalahan pada satu anggota akan tetapi membantu anggota keluarga apakah harapan terhadap anggota yang lain masuk akal.

Hasil Terapi

            Hasil dari terapi yang mereka lakukan berhasil. Dengan adanya banyak kejadian kejadian yang mereka alami, akhirnya keluarga mereka menjadi untuh kembali dan rukun. Mereka pun dapat menerima kekurangan dan kelebihan dari masing masing anggota sama lain. berawal dari keluarga yang tidak rukun hingga menjadi keluarga yang rukun bahkan saling menopang satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar