LOGO THERAPHY
Disusun
oleh :
Assyifa
Caesara V (11514752)
Haezah
Nur S (14514666)
Marlina
Putri U (16514416)
Rindang Sekar P (19514428)
Kelas : 3PA19
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016/2017
1. Sejarah
Logotherapy
Logoterapi diperkenalkan
oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater).
Viktor E. Frankl dilahirkan di Wina, Austria pada tanggal 26 Maret 1905. Logoterapi
berasal dari kata “logos” yang dalam
bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan
juga rohani (spirituality), sedangkan
terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat
digambarkan sebagai corak psikologi/ psikiatri yang mengakui adanya dimensi
kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta
beranggapan bahwa makna hidup (the
meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih
taraf kehidupan bermakna (the meaningful
life) yang didambakannya.Logoterapi dilandasi keyakinan bahwa manusia adalah
berjuang untuk menemukan makna dalam kehidupan seseorang yang utama, yang
paling kuat memotivasi dan pendorong dalam manusia. Tujuan hidup dan makna hidup konstruksi muncul dalam
tulisan-tulisan logoterapi Frankl dengan hubungan atara vakum eksistensial dan kemauan untuk
makna, serta orang lain yang telah berteori tentang logoytherapy dan
didefinisikan secara psikologis yang positif.
2. Prinsip – prinsip Dasar
Logotherpy
Konsep
Frankl ini didasarkan pada premis bahwa kekuatan motivasi utama dari seorang
individu adalah untuk menemukan makna hidup. Berikut merupakan prinsip prinsip
dasar logoterapi:
a. Kehidupan memiliki makna dalam
keadaan apapun, bahkan yang paling menyedihkan.
b. Motivasi utama kami untuk hidup
adalah keinginan kita untuk menemukan makna hidup.
c. Kami memiliki kebebasan untuk
menemukan makna dalam apa yang kita lakukan, dan apa yang kita alami, atau
setidaknya dalam berdiri kita ambil ketika dihadapkan dengan situasi
penderitaan berubah
3.
Ajaran Logotherapy
Ketiga asas itu tercakup
dalam ajaran logoterapi mengenai eksistensi manusia dan makna hidup sebagai
berikut.
a. Dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan
sekalipun, kehidupan ini selalu mempunyai makna.
b. Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama
setiap orang.
c. Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan
dan tanggung jawab pribadi untuk memilih, menentukan dan memenuhi makna dan
tujuan hidupnya.
d. Hidup bermakna diperoleh dengan jalan
merealisasikan tiga nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai
penghayatan (eksperiental values) dan
nilai-nilai bersikap (attitudinal values).
4.
Tujuan Logoterapi
a. Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang
secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama
yang dianutnya.
b. Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering
ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan.
c. Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali
dari penderitaan untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan
secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih
bermakna.
5.
Pandangan Logoterapi Terhadap Manusia
a. Menurut Frankl manusia merupakan kesatuan utuh dimensi
ragawi, kejiwaan dan spiritual. Unitas bio-psiko-spiritual.
b. Frankl menyatakan bahwa manusia memiliki dimensi
spiritual yang terintegrasi dengan dimensi ragawai dan kejiwaan. Perlu dipahami
bahwa sebutan “spirituality” dalam
logoterapi tidak mengandung konotasi keagamaan karena dimens ini dimiliki
manusia tanpa memandang ras, ideology, agama dan keyakinannya. Oleh karena
itulah Frankl menggunakan istilah noetic sebagai
padanan dari spirituality,
supaya tidak disalahpahami sebagai konsep agama.
c. Dengan adanya dimensi noetic ini manusia mampu melakukan self-detachment,
yakni dengan sadar mengambil jarak terhadap dirinya serta mampu meninjau dan
menilai dirinya sendiri.
d. Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia
luar serta senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan
sosial-budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.
6. Logoterapi Sebagai
Teori Kepribadian
Kerangka pikir teori
kepribadian model logoterapi dan dinamika kepribadiannya dapat digambarkan
sebagai berikut:
Setiap
orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam pandangan logoterapi
kebahagiaan itu tidak datang begitu saja, tetapi merupakan akibat sampingan
dari keberhasilan seseorang memenuhi keinginannya untuk hidup bermakna (the will to meaning). Mereka yang
berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna (meaningful life) dan ganjaran (reward) dari hidup yang bermakna adalah kebahagiaan (happiness). Di lain pihak mereka yang
tak berhasil memenuhi motivasi ini akan mengalami kekecewaan dan kehampaan
hidup serta merasakan hidupnya tidak bermakna (meaningless). Selanjutnya akibat dari penghayatan hidup yang hampa
dan tak bermakna yang berlarut-larut tidak teratasi dapat mengakibatkan
gangguan neurosis (noogenik neurosis)
mengembangkan karakter totaliter (totalitarianism)
dan konformis (conformism).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar