SOFTSKILL
: TUGAS II
KESEHATAN
MENTAL
NAMA
: RINDANG SEKAR .P
NPM : 19514428
KELAS : 2 PA 19
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PTA
2014 / 2015
III
KESEHATAN
MENTAL
A.
Teori
Kepribadian Sehat
1. Aliran
Humanistik
Menurut aliran
humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari
kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau
individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi
diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena
setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus
dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia
juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat.
Gambaran ahli
psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan.
Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya,
mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan
yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk
berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna
meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya
serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku
mereka.
Kepribadian yang sehat menurut
humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1. Menjalani
hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2. Mencoba
hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3. Lebih
memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4. Jujur,
menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5. Siap
menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6. Memikul
tanggung jawab.
7. Bekerja
keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
2. Pendapat
Allport
Allport percaya
bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan
tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang
sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak sadar . Individu yang sehat
berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang
membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.
Kepribadian yang
matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat
dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja,
misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan
tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang
paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau
“homeostatis”.
Manusia yang
sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang
bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan
visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang
lebih tinggi.
Menurut allport,
kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari
integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang
dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai.
Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu
hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila
melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
Kriteria
Kepribadian yang Sehat menurut Allport :
1. Perluasan
diri sendiri.
Orang
menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
2. Hubungan
diri yang hangat dengan orang lain.
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman-keintiman atau
cinta serta simpati dan empati terhadap orang lain.
3. Keamanan
emosional.
Kepribadian
yang sehat mampu menerima semua segi dari apa yang ada pada diri mereka,
termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan.
4. Persepsi
realistis.
Orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
5. Keterampilan-keterampilan
dan tugas.
Orang
yang berjiwa sehat menggunakan keterampilan-keterampilan secara ikhlas,
antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6. Pemahaman
diri.
Memahami
tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki
seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang seseungguhnya.
7. Filsafat
hidup yang mempersatukan.
Orang
yang berjiwa sehat memiliki pandangan hidup dan nilai-nilai diri sendiri dalam
menjalani hidup dan mengambil keputusan. Bukan berdasarkan nilai-nilai dan
pandangan orang lain.
3. Pendapat
Rogers
a. Perkembangan
Kepribadian “self”
Self adalah apa yang manusia rasakan didalam
dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self.
Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah
kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu.
Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi
tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita).
Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self
tidak terlalu jauh.
Self merupakan satu-satunya struktur kepribadian
yang sebenarnya. Dengan kata lain self terbentuk melalui deferiensiasi medan
fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi
pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai
dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat
kematangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai
dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
Misalnya, orang mungkin memandang dirinya sebagai; “saya cerdas, menyenangkan,
jujur, baik hari, dan menarik”. Alwisol (2006: 322)
b. Peranan Positive
Regard dalam Pembentukan Kepribadian Individu
Peranan positif Regard adalah sebagai suatu
kebutuhan yang memaksa dan menyerap, dimiliki oleh semua manusia; setiap anak
terdorong untuk mencari positive Regard. Setiap manusia memiliki kebutuhan
dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive Regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat)
dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
c. Ciri-ciri
Orang Yang Berfungsi Sepenuhnya
Rogers
telah menjelaskan apa artinya menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya. Menjadi
orang yang berfungsi sepenuhnya meliputi sifat-sifat seperti:
1. Mereka
mampu mengalami secara mendalam keseluruhan emosi.
2. Kebahagiaan
atau kesedihan, gembira atau putus asa. Ciri-ciri dari pribadi sehat ini adalah
memiliki perasaan yang kuat.
3. Dapat
memilih bertindak bebas, kreatif dan spontan.
4. Memiliki
keberanian untuk menjadi ”ada” yaitu menjadi diri sendiri tanpa bersembunyi
dibalik topeng atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya.
5. Keterbukaan
terhadap pengalaman
6. Tidak
adanya sikap defensif
7. Kesadaran
yang cermat, penghargaan diri tanpa syarat.
8. Dan
hubungan yang harmonis dengan orang-orang lain
4. Pendapat
Maslow
a. Hierarki
Kebutuhan Manusia
Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal
yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu tingkat dari yang paling kuat
sampai yang paling lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan kaki pada
anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya,
sampai kita mampu naik pada tingkat yang paling tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan
itu adalah :
a. Kebutuhan
Fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap
makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu
sangat penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang
terkuat dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.
b. Kebutuhan
Akan Rasa Aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan
jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan
akan rasa aman juga merupakan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan agar
dapat melangsungkan hidup dengan baik.
c. Kebutuhan
Akan Memiliki Cinta dan Kasih. Kebutuhan ini semacam layak untuk mendapatkan rasa
cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang tua, kakak,
adik, sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan perasaan memiliki.
Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu
hubungan akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini memberi dan menerima
cinta adalah sama pentingnya.
d. Kebutuhan
Akan Penghargaan. Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga
terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain (dari luar)
misalnya popularitas ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara
juga supaya orang lain bisa menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara
yang negatif, kita bisa saja memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita
miliki, seperti mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar,
dsb. Kita tidak dapat menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa
dan siapa.
e. Aktualisasi
diri. Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong
oleh kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri
dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan
semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa
menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat
memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman
secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa
kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap
aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak
puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri
dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.
b. Kepribadian
Yang Sehat Menurut Maslow
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki
kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan
dirinya secara penuh (self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi
bagi self actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation, meta-needs
B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi
bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation
atau deficiency.Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi.
ü Metanees :Sikap
percaya,Bijak dan baik,Indah (estetis),Kesatuan (menyeluruh),Energik dan
optimis,Pasti,Lengkap,Adil dan altruis,Berani,Sederhana (simple)
ü Metapologis
:tidak percaya, sinis dan skeptic,benci dan memuakkan,vulgar dan mati
rasa,disintegrasi,kehilangan semangat hidup,pasif dan pesimis,kacau dan tidak
dapat diprediksi,tidak lengkap dan tidak tuntas,suka marah-marah, tidak adil
dan egois,rasa tidak aman dan memerlukan bantuan,sangat komplek dan
membingungkan
Mengenai self-actualizing
person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakan ciri-cirinya
sebagaiberikut:
1. Mempersepsi
kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam
menjalaninya.
2. Menerima
dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya.
3. Bersikap
spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4. Mempunyai
komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami
orang lain).
5. Bersikap
mandiri atau independen.
6. Memiliki
apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya
7. Mencapai
puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan
yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan.
8. Memiliki
minat social, simpati, empati dan altruis.
9. Sangat
senang menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan
orang lain.
10. Bersikap
demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka).
11. Kreatif
(fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
c. Perbedaan
“Meta Needs” dengan “Deficiency Needs”
ü Meta
needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana
pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan
tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan
alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah
objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai
kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal,
maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa
kebutuhan yang lebih rendah.
ü Sedangkan Deficiency
needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi
kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan
ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi:
kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan
sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit,
keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit,
dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih,
orang yang kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan
kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak
aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
d. Ciri-ciri
Actualized People
Ciri
dari orang yang mampu meng-aktualisasikan diri (pribadi-pribadi yang sehat)
mereka adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai
persepsi akan kenyataan yang lebih efisien
2. Menerima
dirinya sendiri , orang lain dan alam
3. Memiliki
spontanitas, kesederhanaan dan kealamian
4. Dalam
kehidupannya mereka melakukan pendekatan yang berpusat pada masalah
5. Mempunyai
kebutuhan akan privasi
6. Memiliki
kemandirian
7. Melakukan
penghargaan dengan cara yang selalu baru
8. Mengalami
pengalaman –pengalaman puncak
9. Memiliki
ketertarikan social
10. Memiliki
hubungan interpersonal yang kuat
11. Memiliki
sikap demokratis
12. Mempunyai
kemampuan untuk membedakan antara cara dan tujuan
13. Memiliki
rasa humor yang filosofi.
14. Mempunyai
kreativitas
15. Tidak
mengikuti enkulturasi yang diharuskan oleh kultur.
5. Pendapat
Fromm
a. Pengertian
Dasar Teori Fromm
Erich Fromm, seperti Alfred Adler dan
Karen Horney, berpendapat bahwa kita tidak hanya dipengaruhi dan dibentuk oleh
kekuatan naluri biologis kita, seperti yang dikemukakan oleh Fromm. Oleh karena
itu, Fromm mengemukakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya
.
Penekanan Fromm pada faktor sosial dari kepribadian
lebih luas daripada Adler dan Horney. Kita bisa katakan bahwa Fromm mencakup
pandangan yang lebih luas pada perkembangan kepribadian daripada teori–teori
lainnya, hal ini disebabkan oleh mengutamakan aspek sejarah. Dia menjelaskan
bahwa kita dapat menemukan kejadian–kejadian sejarah pada akar dari kesepian,
keterasingan dan terabainya seseorang. Untuk menemukan tujuan dalam hidup, kita
perlu menghilangkan perasaan–perasaan terasing dan mengembangkan perasaan
saling memiliki. Sebaliknya, meningkatnya kebebasan yang kita dapatkan dapat
meningkatkan kesendirian dan keterasingan kita. Terlalu banyak kebebasan bisa
menjadi sebuah jebakan sehingga menyebabkan kondisi yang tidak baik, yang mana
sebaiknya kita cegah.
Kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah teori
yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada
penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu
membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan
nilai yang ada pada masyarakat . Karena pada dasarnya manusia terpisah dari
alam dan dari sesamanya
maka
cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana
meemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang
otoriter , karna manusia adalah mahluk yang memiliki kesadran pikiran akal
sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian tanggung jawab
integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila dalam kaitanya
manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia
tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm .
b. Kepribadian
Yang Sehat Menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan
takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang
sehat: orientasi produktif , yakni suatu konsep yang serupa
dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan
diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm
menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia
dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat
dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi
produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang
produktif, kebahagian dan suara hati.
ü Cinta
yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat
dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya
cinta yang produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan
yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat
tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang –
perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
ü Pikiran
yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek
pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
ü Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
ü Suara
hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati
humanistik. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di
internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati
humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari
luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan
individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi
sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang
menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa
dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur
sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila
masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai
orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan
sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.
c.
Ciri-ciri Kepribadian Sehat
Menurut
Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.
2. Mampu
mencintai dan dicintai.
3. Mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4. Mampu
hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
5. Mampu
menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya.
6. Memiliki
watak sosial yang produktif.
Referensi:
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi Psikologi untuk
Menemukan Makna Hidup dan Meraih Kehidupan Bermakna. Jakarta: Rajawali Press.
Corey, G. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model –
model kepribadian yang sehat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Frankl, Victor E. 2003. Logoterapi Terapi Melalui
Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Hall S, C .,& Lindzey, G. 1993. Teori-Teori
Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta