BAB I
ILMU BUDAYA DASAR
·
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah
basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”.
Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang
astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan
dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities
disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu
sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof
Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam
tiga kelompok besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini
lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
2. Ilmu-ilmu sosial ( social scince )
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk
mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu
alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah
dari saat ke saat.
3. Pengetahuan budaya ( the humanities )
bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini
digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataan yang
bersifat unik, kemudian diberi arti.Pengetahuan budaya (the humanities)
dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan
filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu
budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain
IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan
mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya
daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris
disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan
istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia
sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu
tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan budaya.
·
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar
tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak
dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu
bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan
tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya
terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau
tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan
budaya, sehingga mereka lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas
pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya
kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin
bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke
dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4. menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar
mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang
sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
·
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan
yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua
masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan
ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian
(disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang)
berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi
yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan
tempat. Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD,
nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan
alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula
hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok
bahasan yang dikembangkan adalah :
1. Manusia dan cinta kasih
2. Manusia dan Keindahan
3. Manusia dan Penderitaan
4. Manusia dan Keadilan
5. Manusia dan Pandangan hidup
6. Manusia dan tanggungjawab serta
pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan
BAB II
MANUSIA dan KEBUDAYAAN
A. Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka
sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri
dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
v Jasad : badan
kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang
dan waktu.
v Hayat : mengandung unsur hidup, yang di
tandai dengan gerak.
v
Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
v Nafs : dalam
pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie,
1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai
satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
v
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak
tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang
secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id
diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui
pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
v
Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan
Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh
prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
v
Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada
usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
(freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
B. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan
sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain.
Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta
hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat
digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar
mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah
satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang
berbeda dan berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan,
adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda
dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah,
yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam
bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa
Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari
wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak
individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu,
kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang
notabanenya berasal dari Barat, banyak mengembangkan konsep-konsep dan teori
mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode dan alat untuk menganalisis dan
mengukur secara detail tentang variasi jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari
itu semua, konsep-konsep tersebut masih kurang mengembangkan suatu konsep yang
berkaitan dengan jiwa individu dan lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu
seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang
jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan
Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris
sekitar diri pribadi.
Keterangan:
Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah
tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam
diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar
karena sewaktu–waktu unsur–unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi
dan mengganggu kebiasaan sehari–hari.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak
dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri
oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti
manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti
perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan
karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa
menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia
yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada
lingkaran ini. Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan
hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan
jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor
0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran
seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
D. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya
yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
E. Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J.
Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski
mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi ekonomi,
alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C.
Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul
Universal Categories of Culture
mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya
Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan
Maha Kuasa.
b. Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c. Sistem
Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap
manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan
mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti.
d. Sistem Mata
Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki
hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
e. Sistem
Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
f. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya
sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi
antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal
seperti bahasa Inggris.
g. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik
manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka
sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F. Wujud dan Komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
- Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup
karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari
pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip
dan sebagainya.
- Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
- Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari
umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari
situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun
tidak.
G. Manusia Indonesia dan Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal
kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima
serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara
sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi
yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik
itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan
terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
BAB III
KONSEPSI
ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
·
PENDEKATAN
KESUSASTRAAN
A. Sastra Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan”
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian
istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya
sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental
nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya,
diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan,
sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di
sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang
dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa
dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah
karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya
Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya sastra
Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
B. Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
1.Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra
atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai
medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
2.Semi (1988 : 8 )
Sastra.
adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
3.Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra
sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
4.Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan
adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain
sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5.Eagleton (1988 : 4)
Sastra
adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan
bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan,
didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
6.Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan
alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai
sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
7.Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya
melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
8.Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata,
bukan sebuah benda
9.Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah
lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri
merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan
itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
10.Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi
yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan
berguna yang menandakan hal-hal lain”
·
Ilmu Budaya Dasar Yang di Hubungkan Dengan Prosa
Pengertian Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan
yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam
dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa
indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang
dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Jenis – jenis Prosa dan Bagian – bagian nya
1.Prosa naratif
2.Prosa deskriptif
3.Prosa eksposisi
4.Prosa argumentatif
5.Prosa Lama
6.Prosa Baru
Tapi dari sekian banyaknya
jenis-jenis Prosa ini hanya ada 2 jenis Prosa yang bisa saya jelaskan,
yaitu sebagai berikut:
1.Prosa
Lama
A. Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu
bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah.
Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain
berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang
berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh
: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang
ditulis tahun 1612.
B. Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita
perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh :
Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah
.
C. Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng
sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
*Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai
lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh :
Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil
dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan
Burung Centawi, dan lain-lain.
*Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan
kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan
gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng
tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan
lain-lain.
*Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat
terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban
Perahu, dan lain-lain.
*Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah,
yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.
Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan
lain-lain.
*Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral
atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para
Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
*Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang
bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
Contoh : Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas,
dan lain-lain.
D. Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita
yang didalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya.
Contoh : Seribu Satu Malam.
2.Prosa
Baru
A. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang
mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman,
pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan
suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak
digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. dugfiugs
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa
macam, antara lain sebagai berikut:
*Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud
tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca
untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah
Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
*Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang
keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan
masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St.
Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
*Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan
fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam
sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy
Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
*Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran
kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh:
Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St.
Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
*Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan
kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen
polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari
Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak
Terlerai oleh Suman HS.
B. Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu
novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian
kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung
konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib
pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel
lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria
oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh
Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
C. Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang
menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling
menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu
tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh
Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah
yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
D. Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu
karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri
(otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof.
Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan
pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang
isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
E. Resensi
Resensi adalah pembicaraan /
pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat
memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti
tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan
saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
F. Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu
masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya
bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya,
seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera
pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. dan
tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
·
Nilai-Nilai dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang panggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fisksi memberikan
kesenangan
Keistimewaan kesenagan yang
diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca
juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau
mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi
yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam nivel sering kita dapat belajar
sesiatu uang lebih daripada sejarah atau lapiran jurnalistik tentang kehidupan
masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehiduoab yang akan dating atau
kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan
kultural
Prosa fiksi dapat menstimulai
imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak henti-hentinya dan
warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara
membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan,
aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh
generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan
taka da ujung, missal menggambarkan suatu tindakan heroism yang mengagumkan dan
memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalami
secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak mengalami secara fisik itulahm
jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan keseimbangan
wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan banyak individu. Fiksi
juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional
atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda darioada aoa yang disajikan
dalam kehidupan sediri.
Adanya semacam kaidah kemungkinan
yang tidak munkindalam fiksi inilah yang memungkinkan pembaca untuk dapat
memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup dan
kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan
terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi
kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari
pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status social tinggi, tetapi
tenyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun denga alasan-alasan
psikologis, seperti dikisahkan dalam novel belenggu, adalah cintih kemungkinan
yang tidak mungkin. Tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya
tentang kehidupan manusia.
Berkenaan dengan moral, karya sastra
dapat dibagu menjadi dua; Karya sastra yang menyearakan aspirasi jamannya, dan
karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga yang tentunya
menyuarakan kedua-duanya.
Karya sastra yang menyuarakan
aspirasi jmannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki
jamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang dikelompokkan
ke dalam kelompok ini.
Karya sastra yang menyuarakan
jamannya, biasa tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuaty, akan tetapi
untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan masalah.
Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh-tokohnya.
Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian, dan kemauan yang
berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik di
dalam tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan lainnya.
·
Ilmu Budaya Dasar yang di Hubungkan
dengan Puisi
Pengertian Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani Kuno:
ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu
bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang
membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa
ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis
literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa
orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat
berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan
salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang
juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca
hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak
ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada
beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi
modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari
pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair
aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan
bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan
majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam,
salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi
juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk
melihat kaidah awal puisi tersebut.
Adapun alasan-alasan yang mendasari
penyajian yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar
adalah :
*. Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia.
*.Puisi dan keinsyafan/kesadaran
individual.
*. Puisi dan keinsyafan sosial.
Macam – macam Puisi Dan Bagian – Baagian nya
Macam-macam puisi dibedakan berdasarkan zaman:
1.
Puisi Baru
Puisi baru : Puisi yang muncul
karena pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam
penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
2.Puisi
Lama
Puisi Lama : Puisi yang mengikuti
ketentuan umum pada puisi seperti, rima, irama, dan baris. Jenis puisi lama :
*.Mantra
*.Karmina
(Pantun singkat)
*.Talibun
*.Syair
*.Gurindam
3.
Puisi Modern
Puisi Modern : Puisi bebas yang
muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi ini
tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan makna dari
puisi tersebut.
Kepuitisan atau keartistikan puisi
dapat dibangun menggunakan :
*Figura
Bahasa (personifikasi, hiperbola, metafora, dll)
*Kata
– kata ambigu
*Kata-kata
yang mengandung perasaan dan pengalaman penyair
*Kata
– kata konotatif
*Pengulangan
untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan
Berikut ini merupakan contoh Puisi
karangan WSRendra sebagai berikut:
SAJAK
ORANG KEPANASAN
Oleh
:
W.S.
Rendra
Karena
kami makan akar
dan
terigu menumpuk di gudangmu
Karena
kami hidup berhimpitan
dan
ruangmu berlebihan
maka
kami bukan sekutu
Karena
kami kucel
dan
kamu gemerlapan
Karena
kami sumpek
dan
kamu mengunci pintu
maka
kami mencurigaimu
Karena
kami telantar dijalan
dan
kamu memiliki semua keteduhan
Karena
kami kebanjiran
dan
kamu berpesta di kapal pesiar
maka
kami tidak menyukaimu
Karena
kami dibungkam
dan
kamu nyerocos bicara
Karena
kami diancam
dan
kamu memaksakan kekuasaan
maka
kami bilang : TIDAK kepadamu
Karena
kami tidak boleh memilih
dan
kamu bebas berencana
Karena
kami semua bersandal
dan
kamu bebas memakai senapan
Karena
kami harus sopan
dan
kamu punya penjara
maka
TIDAK dan TIDAK kepadamu
Karena
kami arus kali
dan
kamu batu tanpa hati
maka
air akan mengikis batu
Suara
Merdeka,
BAB IV
MANUSIA DAN
CINTA KASIH
1. Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa
Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada),
ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih
artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan
demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat
rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun
cinta kasih memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta
merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan kelurga dan
pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang
akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan
Tuhanya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahNya,
dan berpegang teguh pada syariatNya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakan
bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu: keterikatan. Keintiman, dan kemesraan.
Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama
dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali
dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua adalah
keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan
bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan
formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama
atau sebutan, sayang dan sebagainya.Makan minum dari satu piring, cangkir tanpa
rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang,
tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainya. Unsur yang ketiga adalah
kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen kalau jauh
atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa
sayang,dan seterusnya.
2. Cinta Menurut Ajaran Agama
A. Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri
- Menurut islam
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang
membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab
Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat
macam, yaitu:
1. Cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan
hadits di atas.
2. Cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman, “Dan di antara
manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi
Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka
kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
3. Cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan
Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman, “Dan
kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
4. Cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang
Idibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman
dalam surat Yusuf ayat 8
,“Ketika mereka (saudara-saudara
Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak
kita daripada kita.”
- Menurut kristen
1. Cinta adalah pencipta keindahan
terhebat (Tim 2:9-10)
2. Cinta adalah suatu wujud
keinginan;dalam niat dan tindakan (1 Yoh 3:18)
3. Cinta harus menjadi dasar dari segala
sesuatu (1 Kor 13:3)
- Menurut
hindu
Cinta adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suatu
obyek. Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suatu
obyek. Adapun yang menjadi obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan
Sanghyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan Tuhan dapat digolongkan
dalam tingkatan sesuai eksistensinya atau kemampuannya yaitu “eka pramana”
ialah makhluk hidup yang hanya memiliki satu aspek kemampuan berupa bayu/tenaga/
hidup, seperti tumbuh-tumbuhan. “Dwi pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki
dua aspek kemampuan berupa bayu dan sabda/bicara, seperti hewan/binatang. “Tri
pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki tiga aspek kemampuan berupa bayu,
sabda dan idep/pikiran, seperti manusia.
- Menurut buddha
Agama Buddha tidak Alergi dengan istilah “cinta.” Terbukti dalam Nikaya Pali,
yaitu: Dhammapada ada satu bab yang diberi judul: Piya Vagga yang berarti
kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta yang berjudul
Piyajatika Sutta, khotbah tentang orang-orang tercinta.
Dalam Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya, pema,
rati, kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki arti: rasa
sayang, kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera (birahi),
kemelekatan, dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau cinta dalam
lingkup keluarga.
B. Hakikat Cinta
Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
Macam-macam cinta
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul wahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:
Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
Kedua, cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya.
Berfirman Allah:
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:
“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
Keempat, cinta tabiat.
Seperti cinta kepada diri sendiri, anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allahberfirman:
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: )
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
3. Kasih sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan
W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci
kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta.
Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka
didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.Bila
salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka
retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran,
terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
4. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan
berdasarkan umur, yaitu:
- Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa
puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan
organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
- Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan
suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan,
kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin
berkurang.
- Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia
berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan
– jalan dan sebagainya
5. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti , nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman, kesesatan menuju cahaya petunjuk.
6. Belas Kasihan
Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasih, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaanya. Penderitaan ini mengandung arti luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, penyakit yang dideritanya,dan sebagainya. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak, manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihnya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah.
7. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya
BAB V
MANUSIA dan KEINDAHAN
·
KEINDAHAN
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari
orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial,
dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya
tertentu, untuk kesempurnaannya. Pengalaman “keindahan” sering melibatkan
penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat
menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah
pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the
beholder atau “keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.
Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan
” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos.
Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat
etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa
Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang
sepatutnya.
Sebuah buah yang matang (pada waktunya)
dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua
atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap
cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk
“muda” dan “usia matang.
Dalam hukum keindahan, keindahan itu
sendiri relative sifatnya,berubah-ubah, dan selalu disesuaikan atau dihentikan
penilaiannya oleh dan dengan selera pengagum keindahan tersebut. Menurut si A,
sesuai lukisan itu indah, namun si B, mengatakan lukisan itu tidak indah.
Sejauhmana perbedaan pengamatan jurus pandang antara si A dan si B terhadap
suatu lukisan? Jawabanya ditentukan oleh selera masing-masing. Bahasa
tentang pengertian keindahan terkait erat dengan visualitas dan perasaan.
Dalam hal ini terdapat semacam gerak bersamaan secara refles antara
pandangan dan penglihatan dengan perasaan. Misalnya,sesuatu lukisan itu
indah.begitu mata melihat lukisan itu, otomatis perasaan pun turung terlibat
spontan menyatakan indah.
Laurence M. gould mengutip pendapatnya
coleritge dalam wukmir dan gopinatha (1981;43) sebagai berikut; ‘’keindahan
adalah kesatuan dan keanekaan’’.jika melihat adalah kasatuan, maka mungkin yang
dimaksud adalah pengamatan,perasaan,pemikiran, dan penginderaan pandangan serta
sasaran tujuan, kepada obye yang dikatakan indah. Selanjutnya keanekaan
keindahan, mungkin juga yang dimaksud adalah berbagai macam bentuk keindahan
yang tercakup di dalam sejumlah obyek yang dikatakan indah. Dalam pengertian
structural pada garis besarnya keindahan terdiri dari keindahan alami dan
keindahan non alami. Keindahan alami adalah keindahan. Diluar campur tangan
manusia, misalnya keindahan sang surya menjelangsenja terbenam di ufuk barat,
indahnya kemilau air laut tersentuh cahaya bulan purnama di malam hari, kemilau
titi-titik embun dipagi hari dan seterusnya.
Campur tangan manusia terhadap keindahan
alami dimungkinkan hanya terjelma dalam bentuk karya seni (seni suara, seni
music, seni tari, seni sastra, seni lukis, seni ukir, seni pahat).karena
keindahan alami adalah keindahan ciptaan maha pencipta,maka kemampuan manusia
terbatas pada mengagumi sempanjang ia masih mengakui kebesaran dan keagungan
maha cipta.
Keindahan alami tak dapat dipoles karena
esensi ;’’indah’’ terlatak didalam keindahan iti sendiri bukan diluarnya.itulah
sebabnya keindahan alami hanya terjangkau oleh kepekaan rasa yang mendalam, tak
dapat dirubah dan berubah, kecuali oleh sifat alaminya sendiri. Misalnya
dimalam hari langit yang cerah bertaburan bintang gemerlap sangat indah.
Tiba-tiba langit menjadi gelap, awam menebal pertanda hujan lebat akan turun.
Itulah salah satu kemuskilan dari kaindahan alami.
Keindahan non alami adalahkeindahan yang
mengada dengan sengaja karena campur tangan manusia. Dari kaindahan alami
ditransfer kadalam bentuk keindahan non alami melalui kemampuan peniruan
manusia. Dalam hal peniruan manusia itu, selalu didukung oleh kekuatan
imajinasi dan ispirasi, ketekunan, serta kemampuan daya serap sehingga
menghasilkan suatu karya yang dapat mengalihkan wujud keindahan alami ke dalam
kanvas (seni lukis),ritma-ritma dalam bentuk lagu (seni suara), susunan kata
puisi (seni sastra) dan sebagainya.
Walaupun tidak seasli keindahan alami
yang sebenarnya, namun kemampuan manusia (para seniman) mentrasfer keindahan
alami ke dalam berbagi wahana seni, hal itu telah berupakan suatu reduplikasi
kepuasan seni (the art of the reduplications pleasures) di dalam menghargai dan
mengagumi serta menghayati keindahan alami sesuai aslinya.
Keindahan non alami sebagai suatu
fenomena, final estimasinya teresap di dalam hasil karya sebagai reaksi dari
meleburnya visi (pengamatan) dan penginderaan agar menghasilkan kesesuaian yang
terpadu atau kemiripan yang persis,antara keindahan alami dengan
keindahan non alami.
Di sisi lain, keindahan non alami
sifatnya tidak konstan, juga tidak mengandung keabadian, sehingga melahirkan
sejumlah aliran dalam arena seni misalnya futurism, dadaisme, ekspresionisme,
pluralisme, natularisme, country, blues, rock, slow rock, dan sebagainya.
Selain itu, keindahan non alami didominasi oleh pengkaryaan manusia sehingga
menempatkan obyek di dalam keindahan non alami dalam lingkup berbagai dimensi
bercorak sektasis spektakuler.
Hal ini yang menyebabkan karya-karya seni
corak serta motif lebih diwarnai sekaligus ditentukan oleh dan bersumber dari
hasil inspirasi imajinatif si pengkarya, tanpa terikat oleh aturan-aturan yang
sangat dipaksakan berasal dari kekuasaan dan tirani, misalnya lukisan bercorak
karikatul, puisi-puisi atau lagu-lagu bertema dan bernada ironis, terkadang
sarkasis. Inilah salah satu kemampuan para seniman mentransfer keindahan alami
ke dalam lingkup keindahan non alami.
keindahan dalam asrti yang seluas-luasnya.
Keindahan itu tidak bisa disamakan dengan
materi tetapi keindahan itu adah kepuasan yang muncul dari dalam hati dan sesuatu
yang kita bayangkan karena kita ingin mencapainya, butuh waktu untuk
menimbulkan keindahan dalam diri, disaat ke indahan itu muncul maka
tercipatalah kedamaina dalam hati kita yang merasakan keindahan. Dalam
pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurnt luasnya pengertian, yakni :
- keindahan
dalam arti yang luas
- keindahan
dalam arti estetis murni
- keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula
dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan.
Dalam arti yang luas,
sebenarnya pengertian ini masih diambil dari bangsa yunani yang didalamnya
mencakup pula kebaikan. Menurut beberapa ahli antara lain :- plato
mengatakan bahwa watak yang indah adalah hokum yang indah;
- aristoteles
mengatakan bahwa keondahan merupakan sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan;
- plotinus
menuliskan dalam bukunya tentang ilmu yang indah dan kebijakan yang indah.
Dari beberapa ahli tersebut, bangsa
Yunani tetap mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu ilmu dan ada yang indah
dan akan terus berlangsung.bangsa yunani lebih berbicara tentang arti keindahan
dalam arti estetik yang disebut sebagai ‘symmetria” untuk keindahan yang
berdasarkan penglihatan semata dan harmonia untuk keindahan yang berdasarkan
pendengaran. Keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
Keindahan alam, Keindahan alam adalah keindahan yang
sudah ada di alam sekitar kita. Keindahan yang ada bisa dinikmati oleh
penglihatan kita.
Keindahan moral, Keindahan moral adalah keindahan yang
tercipta dari tingkah laku dan perilaku kita sehari-hari.
Keindahan seni, Keindahan seni adalah keindahan yang
tercipta dari hasil karya seseorang tehadap seni. Seni sering sekali menjadi
penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya. Seseorang
paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
Keindahan intelektual, keindahan intelektual adalah pemikiran
yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan. Tulisan ini bukanlah mencari
pengertian mengenai kata keindahan intelektual.
Keindahan ini lah yang mencakup semua
nilai keindahan yang pada dasarnya mempunyai nilai tersendiri , dengan cara
pandang yang berbeda pada setiap manusia. Keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Manusia menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersipat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu
ciptaan Tuhan.
nilai estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika
adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk,
dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai
estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang
kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika
merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Etimologi
Estetika berasal dari bahasa Yunani,
αισθητική, dibaca aisthetike. Kali pertama digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan
lewat perasaan.
Pada masa kini estetika bisa berarti tiga
hal, yaitu:
- Studi
mengenai fenomena estetis
- Studi
mengenai fenomena persepsi
- Studi
mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis
== Penilaian keindahan == Meskipun awalnya sesuatu yang
indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan
pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan.
Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah
keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa
adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti
kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.
Konsep the beauty and the ugly
Perkembangan lebih lanjut menyadarkan bahwa keindahan tidak selalu
memiliki rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai penerimaan masyarakat terhadap
ide yang dimunculkan oleh pembuat karya. Karena itulah selalu dikenal dua hal
dalam penilaian keindahan, yaitu the beauty, suatu karya yang memang diakui
banyak pihak memenuhi standar keindahan dan the ugly, suatu karya yang
sama sekali tidak memenuhi standar keindahan dan oleh masyarakat banyak
biasanya dinilai buruk, namun jika dipandang dari banyak hal ternyata
memperlihatkan keindahan.
Sejarah penilaian keindahan
Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali
dibuat. Namun rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh
filsuf Plato yang menentukan keindahan dari
proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari
aturan-aturan, kesimetrisan, dan keberadaan. keindahan seharusnya memenuhi banyak
aspek. aspek jasmani dan aspak rohani
Nilai Ekstrinsik dan Intrinsik Suatu Keindahan.
Pengertian ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai
alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya , yakni nilai yang bersifat sebagai
alat atau membantu. Contohnya : puisi, bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
Pengertian intrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu
sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
(alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Nilai keindahan instrinsik adalah
nilai bentuk seni yang dapat diindera dengan mata, telinga atau keduanya. Nilai
bentuk ini kadang juga disebut nilai struktur yaitu bagaimana cara menyusun
nilai-nilai ekstrinsiknya atau bahannya berupa rangkaian peristiwa. Semuanya
disusun begitu rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang berstruktur dan dinamai
nilai instrinsik. Cara menyusun bentuk tadi melahirkan sebuah cerita. Kumpulan
peristiwa yang sama oleh dua orang penulis mungkin saja disusun berdasarkan
urutan atau struktur yang berbeda, sehingga nilai seninya juga berbeda.
Demikian banyaknya hasil seni budaya
dengan menggunakan pendekatan ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui
proses penghayatan kita dapat mengetahui alasan mereka atau seniman menciptakan
keindahan melalui hasil seni. Kalau Bagong Kussudiarjo ditanya mengapa ia
menciptakan berbagai kreasi tarian baru yang menggambarkan kehidupan nelayan,
petani, buruh pabrik, tentu ada berbagai macam jawaban mungkin ia ingin
mengabadikan kegiatan masing-masing pekerjaan itu pada zamannya. Karena kelak
apabila teknologi maju memasuki wilayah itu kegiatan mereka itu akan lain
bentuknya. Atau mungkin ia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa keindahan
itu tidak hanya dapat di kota-kota saja, dan yang menggemari keindahan itu
bukan hanya para cendikiawan saja, tetapi di masyarakat, nelayan, buruh pabrik
dan petani yang setiap hari berjuang demi sesuap nasi-pun merindukan keindahan.
Kontemplatif berasal dari Bahasa Latin (contemplore)
berarti merenung dan memandang. Kontemplatif merupakan cara hidup yang
mengutamakan kehidupan penuh ketenangan, bermati raga, dan bertapa, sehingga
dapat berdoa dan bersemadi dengan lebih mudah. Ordo atau kongregasi dalam Gereja
Katolik Roma yang mengutamakan segi kehidupan religius semacam ini disebut
ordo atau kongregasi kontemplatif. Sementara dalam Gereja
Katolik Roma ada ordo atau kongregasi yang menekankan hidup aktif.
· RENUNGAN
Renungan berasal dari
kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologis.Teori Pengungkapan.Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.
·
KESERASIAN
Apa itu keserasian? Keserasian adalah perbandingan antar kedua
belah sesuatu menjadi sesuatu yang cocok. Anda menaruh vas bunga di atas meja
ruang tamu, maka kedua hal tersebut adalah cocok. Anda menaruh palu dan dan
kunci di tempat kotak peralatan, menaruh keyboard di depan monitor komputer,
meletakkan selimut di atas kasur, itu merupakan bagian dari ke serasian, karena
menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Lain halnya jika anda mencoba
untuk menaruh palu di depan komputer, meletakkan vas di atas selimut, dan
meletakkan selimut di dalam kotak peralatan. Itu merupakan hal yang tidak
serasi. Serasi itu bisa dikatakan bukan hanya sesuatu yang cocok dan wajar,
namun sesuatu yang memiliki nilai lebih dari wajar.
Keserasian Berasal dari kata
“serasi” artinya cocok atau sesuai, memilki faktor perpaduan dan
keseimbangan.Dalam hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki makna
perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan satu
bentuk keindahan. Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat kaintannya
dengan keindahan, tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam
sebuah karya atau benda yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika.
Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu
yang serasi akan tampak indah. Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan
seimbang, dan mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup
sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati . Keserasian adalah
kecocokan yang mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
kesimbangan, yang terdiri dari:Teori Objectif dan Teori
Teori
Objectif berpendapat bahwa keindahan atau
ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang
melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel
Teori
Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home,
Earlof Shaffesburry
Teori Perimbangan Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di
ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya
dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan
yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan
perasaan
Asas Keserasian
Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam
interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dan bermanfaat tinggi
DAFTAR PUSTAKA:
TUGAS INDIVIDU
ILMU BUDAYA DASA
NAMA : RINDANG SEKAR PANGAYOM
NPM : 19514428
KELAS : 1PA18
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014 / 2015